Sabtu, 29 September 2012

MAKALAH PROMOSI KESEHATAN PROMOSI KESEHATAN TERHADAP MENOPOUS


MAKALAH PROMOSI KESEHATAN
PROMOSI KESEHATAN TERHADAP MENOPOUSE

DOSEN PENGAMPU:

DI SUSUN OLEH:
Wellysa Setiyawati          (A1003078)




PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEBIDANAN
POLITEKNIK BANJARBEGARA
2012












KATA PENGANTAR


Puji syukur senantiasa kami panjatkan kehadirat Alloh SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga pada kesempatan kali ini  kami dapat menyelesaikan tugas penyusunan makalah asuhan Kebidanan  ini dengan baik.

Dalam penulisan makalah  ini kami telah berusaha sebaik mungkin dengan  berdasarkan dari sumber yang jelas. Sehingga  nantinya diharapkan akan menambah pengetahuan mahasiswa.

Meskipun demikian tentu saja penulisan makalah ini masih jauh dari sempurna. Untuk itu kami mengharapakan kritik dan saran yang membangun ,sehingga dalam penulisan berikutnya akan lebih baik dari sekarang.




Banjarnegara,    Juli 2011



Penyusun
                                                                                                ii


DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL............................................................................................ i
KATA PENGANTAR..........................................................................................  ii
DAFTAR ISI........................................................................................................               iii
BAB I PENDAHULUAN....................................................................................    1
A.      Latar belakang............................................................................................        1
B.      Tujuan.......................................................................................................         1
C.      Manfaat....................................................................................................         1
BAB II PEMBAHASAN....................................................................................     2
A.      Pengertian menopouse.......................................................................................            2             
B.      Gejala menoupose.....................................................................             2
C.      Promosi kesehatan pada menoupouse....................................................................       3
D.      Gizi pada menopouse ...................................................................................    4
BAB III PENUTUP............................................................................................   5
A.      Kesimpulan.............................................................................................           5
B.      Saran.......................................................................................................          5
DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................     6






                                                                                                                                                                                                                                                                                               
                                                                                                iii
BAB I
PENDAHULUAN


A.      LATAR BELAKANG
Dengan makin meningkatnya usia harapan hidup wanita terutama di negara-negara sedang berkembang, maka akan makin banyak didapatkan wanita yang berusia lanjut, dalam arti kata dapat menikmati kehidupan setelah menopause atau setelah masa reproduksinya selesai.
     Oleh sebab itulah, seorang bidan yang menangani wanita pada masa ini haruslah mengetahui perubahan hormonal dan metabolik yang terjadi, perubahan cara hidup yang diakibatkannya, serta cara-cara penanganannya.Untuk itu diperlukannya promosi kesehatan dalam menyampaikan perubahan-perubahan tersebut sehingga tidak ada lagi wanita yang menganggap masa menopause sebagai masa yang menakutkan dihari tuanya.

B.      TUJUAN
1.       Untuk mempelajari apa   itu menopause
2.        Untuk mempelajari tanda dan gejalanya
3.        Untuk mempelajari bagaimana cara mengatasinya

C.      MANFAAT
1. Untuk mengetahui apa   itu menopause
2. Untuk mengetahui tanda dan gejalanya
3. Untuk mengetahui bagaimana cara mengatasinya

















BAB II
PEMBAHASAN


A.      Pengertian menopause

Menopause berasal dari bahasa Yunani yang berarti berhentinya haid. Terjadi pada usia sekitar 50 tahun. Pada masa inilah terjadilah perdarahan rahim yang terakhir yang masih dikendalikan oleh hormon ovarium. Pramenopause adalah masa sebelum terjadinya menopause, biasanya sekitar 4 sampai 5 tahun sebelumnya. Pada saat ini biasanya telah didapatkan pola haid yang tidak teratur dan keluhan klimakterik yang lain.Pasca-menopause adalah masa 3 sampai 5 tahun setelah terjadinya menopause.Ooforepause adalah saat ovarium kehilangan sama sekali fungsi hormonalnya. Sebenarnya ada 2 macam menopause yaitu menopause yang fisiologis dan menopause buatan. Pada menopause yang fisiologis maka terjadi kemunduran fungsi hormonal ovarium karena sebab-sebab yang fisiologis sedangkan menopause buatan terjadi karena campur tangan dari luar seperti radiasi, pasca operasi, obat-obatan dll.
Menopause terjadi karena gangguan dalam proses hipotalamus-hipofisis-ovarium. Hal ini disebabkan karena menghilangnya oosit yang responsive terhadap rangsangan gonadotropin dan oosit gonadotropin. Keadaan ini akan menyebabkan gangguan dalam produksi hormon ovarium yang selanjutnya akan juga mengganggu mekanisme umpan balik pada poros diatasnya.Yang pertama-tama mengalami kegagalan adalah fungsi korpus luteum. Turunnya produksi steroid ovarium terutama estrogen akan menyebabkan pusat siklik hormone di hipotalamus meningkatkan produksi hormon pelepas gonadotropin (Gonadotropin Releasing Hormon = GnRh). Selanjutnya hal ini akan mengakibatkan peningkatan hormone gonadotropin dengan FSH (Follicle Stimulating Hormone) mengalami kenaikan yang lebih tinggi dari LH (Luteinizing Hormone). Kadar hormon inilah yang menjadi petunjuk yang baik untuk menentukan apakah seorang wanita berada dalam proses menopause. Peninggian kadar hormone gonadotropin ini akan terus meningkat dan mencapai maksimum 10-15 tahun setelah menopause dan kemudian akan turun perlahan-lahan dan terus menetap sampai masa senium dengan kadar yang lebih tinggi dari masa reproduksi.
Umumnya menopause terjadi pada usia sekitar 45-50 tahun, sedangkan menopause yang terjadi sebelum usia 40 tahun dikenal sebagai menopause yang terlalu dini (menopause praecox).Menopause yang terjadi terlalu dini dapat dipengaruhi oleh faktor lain seperti penyakit, obat-obatan, pembedahan dan radiasi. Berdasarkan perubahan pada hormone steroid ovarium maka dapat kita kenali beberapa fase pada masa klimakterium. Hormon progesterone yang merupakan produk utama korpus luteum mengalami gangguan pertama kali, sedangkan estrogen mula-mula akan tinggi dan kemudian berangsur-angsur menurun. Estrogen juga dapat dihasilkan oleh organ-organ ekstragenital seperti kelenjar adrenal. Hormone androgen juga mengalami penurunan pada masa klimakterium ini, baik yang dihasilkan oleh ovarium maupun oleh kelenjar adrenal.

Berdasarkan analisis hormonal maka menopause dapat dibagi dalam beberapa fase:

1.Fase hipolutein sampai alutein
Pertama-tama terjadi gangguan pembentukan korpus luteum yang berarti gangguan produksi progesterone dan akibatnya terjadi keadaan dominasi estrogen. Karena itu terjadi gangguan siklus haid yang menjurus terjadinya perdarahan uterus disfungsional. Karena tidak terjadi ovulasi maka hormone folikel akan terus dibentuk, maka terdapat keadaan hiperfolikulin yang berlangsung berbuln-bulan dengan gejala-gejala retensi air, gangguan kestabilan emosi, dismenoragia dengn hyperplasia glandularis kistika.

2. Fase hipofolikulin
Selanjutnya karena berkurangnya folikel yang responsive terhadap rangsang gonadotropin maka hormone folikelpun makin lama makin berkurang, walaupun terdapat sumber estrogen lain. Hal ini akan menyebabkan involusi alat-alat genetalia dan atrofi vagina. Pengaruh estrogen terhadap genetalia dapat dikenali dengan melakukan sediaan usap vagina.

3.Fase poligonadotorpin
Karena tidak adanya hormone steroid ovarium maka hipofise anterior mengeluarkan hormonnya tanpa hambatan. Hal ini akan menyebabkan hiperfungsi beberapa kelenjar yang tergantung dari hipofise.
Pembentukan berlebihan dari unsur tireotropin akan mengakibatkan gangguan kelenjar tiroid dan Basedow klimakterik, penurunan fungsi tiroid akan diikuti dengan miksedema klimakterik. Meningkatnya hormon kortikotropin dan gonadotropin akan menyebabkan kelenjar adrenal seolah-olah merupakan gonad ketiga. Hal ini akan mengakibatkan meningginya hormon pria dan pada saat yang sama menurunnya estrogen dari ovarium. Secara klinis hal ini akan tampak sebagai proses maskulinisasi, rambut melebat, suara berat dan dalam dll. Akibat meningkatnya adrenalin maka dapat pula dimengerti mengapa wanita klimakterik menjadi hipersensitif.

B. Tanda dan Gejala
Perubahan yang paling dirasakan oleh wanita dalam masa menopause adalah perubahan pola haidnya. Selain itu yang ditemukan juga adalah:
1.Gejala vasomotorik : berupa gejala primer defisiensi estrogen. Hal ini diikuti dengan ketidakseimbangan vasomotor sentral. Pada kelompok gejala ini termasuk gejolak panas/”hot flushes”, vertigo, keringat banyak dan parestesia.

2.Gejala konstitusionil : gejala sekunder akibat tidak langsung dari menurunnya kadar estrogen terhadap suatu keadaan. Misalnya mudah tersingung, sakit kepala dan migraine, keluhan kardiovaskuler, nteri otot dan panggul.

3.Gejala psikologis dan neurologis : Meliputi keadaan depresi, kelelahan badan, susah tidur dan rasa khawatir/”anxiety”.

4.Gejala-gejala lain : Termasuk didalamnya gangguan haid, keluhan vaginitis atrofikan seperti dispareuni, fluor albus, pruritus vulva, disuria dan gangguan libido.


PERUBAHAN-PERUBAHAN ORGANIK
Perubahan yang terjadi pada organ reproduksi :
Pada dasarnya terjadi atrofi pada seluruh alat reproduksi pada masa menopause. Lipatan mukosa pada tuba Fallopii Makin lama makin tipis dan akhirnya menghilang. Uterus akan makin lama makin kecil dan endometriumnya atrofik. Serviks akan mengkerut dan dikelilingi oleh dinding vagina, kanalis servikalis akan menjadi sempit dan pendek, sumbatan pada kanalis ini dapat menyebabkan piometra. Perbandingan ukuran serviks-fundus dapat kembali seperti masa adolesen.
Elastisitas vagina berkurang, rugae menghilang, dinding vagina menipis, sehingga mudah mengalami laserasi dan iritasi. Glikogen berkurang, pertumbuhan Basil Doderlein terhambat dan akibatnya pH meningkat dan ini akan memudahkan terjadinya uretritis dan terbentuknya karunkula.
Terjadinya atrofi pada jaringan dasar panggul dan membawa akibat hilangnya tonus dan elastisitas daerah ini dan diikuti dengan prolapsus uterovaginal. Atrofi pada perinium dan anus akan mengakibatkan inkotinensia alvi yang ringan. Pada vesika urinaria hilangnya fungsi otot spingter dan detrusor akan mengakibatkan ”stres incontinence”.
Pada payudara akan terjadi peningkatan lemak subkutan dan terjadi ketakteraturan bentuk dan dilatasi kistik dari lobulus mammae dalam masa premenopause. Pada masa pasca-menopause lemak subkutan berkurang, lobulus menghilang, stroma jaringan ikat menebal, puting susu mengecil dan kehilangan daya erektilnya, pigmentasi berkurang dan akhirnya payudara menjadi kecil, datar dan kendor.

Perubahan diluar sistem reproduksi
Kenaikan berat badan ringan didapatkan pada kira-kira 30% wanita yang mencapai masa klimakterik. Penyebaran lemak ini terutama didapatkan pada daerah tungkai atas, pinggul, perut bawah dan lengan atas. Penurunan estrogen dikatakan menurunkan aktifitas dan metabolisme umum sehingga intake makanan yang sama akan menimbulkan penimbunan lemak yang bertambah.
Penurunan kadar estrogen akan mengakibatkan peninggian kadar kolesterol dan hal ini membawa resiko aterosklerosis yang lebih besar. Pada fungsi ovarium yang masih baik, hampir tidak didapatkan aterosklerosis. Penyakit jantung koroner dan infark miokard terjadi 1-20 kali lebih sering pada wanita masa klimakterium. Hal ini mungkin disebabkan oleh meningginya angka aterosklerosis dan hipertensi.
Terdapat peninggian tekanan darah yang terutama pada tekanan darah diastolik. Dua pertiga dari penderita hipertensi esensial adalah wanita berusia 45-70 tahun, dengan sebagian besarnya memulai penyakitnya pada masa klimakterium ini. Setiap serangan gejolak panas yang terjadi disertai dengan peningkatan tekanan darah diastolik dan sisitolik.
85% wanita mengalami osteoporosis, kebanyakan terjadi 10 tahun setelah menopause. Angka kejadiannya 2 kali lebih sering daripada pria usia yang sama. Pemberian estrogen dikatakan dapat menghindarkan terjadinya osteoporosis dan akibat ikutannya. Estrogen terutama bekerja pada proses eksresi kalsium diusus dan ginjal.
Akan juga timbul gejala defeminisasi dan maskulinisasi yang disebabkan berkurangnya estrogen dan efek antiandrogennya. Sebagian memang menunjukkan hiperfungsi parsial dari kelenjar adrenal dengan meningkatnya kadar 17-ketosteroid.

C. Promosi kesehatan pada menopouse

Untuk mengatasi permasalahan yang ada pada masa menoupose bidan perlu melakukan promosi kesehatan dengan memberikan penanganan yang sesuai. Dasar penatalaksanaan klimakterium seperti dapat dilihat dal skema dibawah ini meliputi :
1. Penatalaksanaan umum meliputi pendidikan dan konseling
2. Pengobatan sistomatik non-hormonal
3. Pengobatan hormonal dan penyesuaian perubahan endokrin
4. Pembedahan

Bukan pengobatan murni Pengobatan non hormonal Pengobatan hormonal
Penerangan Antikoligernik Estrogen (jenis berbeda, rute berbeda)
Psikoterapi Spasmolitika Estrogen-androgen, Sedativa, Hipnotika Estrogen-progesteron, Tranguilizer, Antidepresan, Tonika, Pembedahan

1. Penatalaksanaan Umum
Perlu ditekankan bahwa masa ini bukan berarti berakhirnya suatu kehidupan melainkan justru berarti mulainya suatu tingkat kehidupan yang baru. Proses menjadi tua serta menopause ini sedapat mungkin diterangkan dalam bahasa yang dapat dimengerti. Hubungan erat yang saling percaya antara dokter pasien dan sebaliknya sangat membantu mengatasi masalah ini dan mencegah terjadinya kesalahpahaman. Usaha ini dilakukan pada fase dengan gejala-gejala yang ringan saja. Beberapa peneliti mengatakan bahwa psikoterapi dangkal saja sudah akan sangat banyak menolong.
2. Pengobatan simtomatik non-hormonal
Gejala klimakterium yang cukup berat harus diobati baik secara medikamentosa ataupun dengan cara lain. Pengobatan yang tepat disesuaikan dengan keadaan penderita. Untuk gejala yang ringan maka sering dipakai sedatif, spasmolitika, dan bermacam-macam obat turunannya. Bagi gejala yang berat seperti gejolak panas yang berat, maka sedatif dan obat depresan lainnya tidak banyak pengaruhnya.
3. Pengobatan hormonal
Pada dasarnya menopause adalah suatu defisiensi hormonal yang terjadi secara fisiologis. Tujuan pengobatan adalah mencapai keseimbangan hormonal kembali. Pada umumnya yang harus diobati adalah defisiensi estrogen.
Dengan pengobatan substitusi estrogen dapat ditemukan beberapa keuntungan disamping beberapa kerugian :
a. Pengendalian reaksi vasomotor
b. Pengurangan reaksi emosional
c. Pencegahan dan pengobatan genetalia
d. Pemeliharaan kulit yang baik
e.Pencegahan dan pengendalian osteoporosis
f.Berkurangnya resiko terjadinya aterosklerosis
g.Pencegahan dan pengendalian perdarahan tak teratur.

Mengingat bahwa defisiensi estrogen dalam waktu lama mempunyai pengaruh yang buruk maka pengobatan substitusi adalah pilihan pengobatan yang terbaik. Sedangkan sedatif dan obat tranquilizer merupakan obat yang mempunyai cara kerja yang berlainan sehingga hanya dapat dipakai pada kasus dengan gejala ringan saja.Secara garis besarnya pengobatan sustitusi hormonal mempunyai skema seperti dibawah ini :

Pengobatan dengan estrogen konjugasi 1,25 mg perhari selama 20 hari dengan interval 7-8 hari sebagai pengobatan awal selama bulan pertama, dilanjutkan dengan dosis sama setiap 4 hari untuk 3 minggu dengan interval 7-8 hari selama bulan ke 2 dan kemudian 1,25 mg setiap 7 hari, untuk 3 minggu dengan interval yang sama pada bulan ke 3 dan seterusnya, pengobatan ini merupakan cara yang efektif untuk penanganan kasus-kasus klimakterium.

4.Pembedahan
Sekitar 40-70% wanita dengan perdarahan abnormal pada masa premenopause akan sembuh dengan tindakan kuretase saja dan tidak membutuhkan pengobatan lebih lanjut. Selanjutnya jika terjadi perdarahan lagi dalam masa 6 bulan dan tidak ada kecurigaan terhadap kemungkinan keganasan/hyperplasia maka pengobatan substitusi masih ada tempatnya. Sedangkan perdarahan berulang setelah 6 bulan maka perlu dilakukan kuretase ulang dan bila dianggap perlu dapat dilakukan histerektomia.
Beberapa hal yang mempercepat menopause :
 1.tuberkolosis dan penyakit kronis lain
 2. pemakaian obat steroid
 3.Obat penurun berat badan
 4. olahraga yang terlalu berat


D. Gizi yang Dibutuhkan oleh Wanita Menopause

Jenis zat-zat gizi yang harus diperhatikan adalah karbohidrat (dikonsumsi 55% lebih jenis yang karbohidrat kompleks), jumlah lemak yang dianjurkan berkisar 20-30%(hindari lemak hewani). Dianjurkan dalam mencegah osteoporosis agar dapat mengonsumsi kalsium disertai dengan vitamin D. Asupan kalsium sebesar 1.000- 1.200 mg dan 500 IU vitamin D per hari dapat meningkatkan efektifitas kalsium dan melindungi tulang terhadap osteoporosis.
Kesehatan perempuan di masa menopause dapat tetap dipelihara melalui pemanfaatan bahan alami yang memiliki kandungan sediaan serupa khasiat hormon estrogen.
Salah satu bahan alami itu adalah tempe. Di samping tempe yaitu tahu, tauco, susu kedelai, kacang tunggak, bengkuang, tokbi hingga biji-bijian seperti gandum, wijen maupun mengandung unsur mineral dan vitamin bermanfaat bagi perawat kesehatan organ tubuh serta alat reproduksi.

Cara Untuk Memperlambat Menopause :
a.  Hindari makanan yang instan
b.  Makan makanan yang mengandung fitoestrogen seperti kacang-kacangan, buah pepaya, bengkuang dan lainnya
c.  Olah raga teratur
d.  Terapkan pola hidup sehat.















BAB III
PENUTUP

A.    KESIMPULAN

        Menopause adalah proses menjadi tua yang fisiologis, tetapi beberapa wanita tetap saja mengalami kesulitan dalam proses penyesuaian dirinya, sehingga bidan yang menanganinya perlu mengetahui gejala yang bisa timbul, latar belakang dan penanganannya.Perubahan yang paling dirasakan oleh wanita dalam masa menopause adalah perubahan pola haidnya. Dasar penatalaksanaan klimakterium seperti dapat dilihat dal skema dibawah ini meliputi : Penatalaksanaan umum meliputi pendidikan dan konseling, pengobatan sistomatik non-hormonal, pengobatan hormonal dan penyesuaian perubahan endokrin, pembedahan.

B.     SARAN

        Menopause adalah kodrat yang akan dialami oleh setiap wanita, hendaknya dijalani dengan senang hati. Perlu selalu berbagai usaha hidup sehat sampai tua dan akhir hayat, jangan mengobati sendiri bila ada keluhan hendaknya berkonsultasi serta bersedia mentaati apa yang dikatakan oleh dokter memang ahlinya, dan dihindari bertanya pada orang yang bukan ahlinya.




























DAFTAR PUSTAKA

Soekidjo, Notoatmojo. 2009.  Pengantar pendidikan kesehatan imu dan perilaku. Yogyakarta: andi offset

Susan G Millstein, 1993. Promoting the health of adolescent. Export universering


Tidak ada komentar:

Posting Komentar